Ujipembakaran dilakukan dengan membakar serat tekstil dengan cara sebagai berikut: Benang dicabut dari bahan kemudian dipegang dengan pinset dan dibakar, atau bisa juga dengan membakar perca bahan tekstil. Untuk melakukan uji pembakaran dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain: Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam dan melukis. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Bahan tekstil dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi dengan beragam pola jalinan. Alat yang digunakan untuk membuat bahan tekstil bisa dilakukan dengan alat tenun tradision maupun yang modern. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil Bahan tekstil memiliki keanekaragaman jenis dan bahan dasar yang berasal dari alam maupun buatan. Bahan dasar tekstil akan mempengaruhi sifat dari bahan tekstil yang telah diproduksi. Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan teksturnya. Benang dibuat dari bahan alam atau bahan buatan. Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam tumbuh-tumbuhan dan hewan, serat buatan sintetis dan galian asbes, logam. Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain kapas, lenan, rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni dari bulu beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra Serat buatan termoplastik merupakan bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini adalah berupa Dacron, polyester, nylon. Serat galian adalah bahan yang berasal dari dalam tanah, contoh asbes dan logam, benang logam, bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti stoking, nylon, tula dan bahan rajutan. Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis benang, seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang logam yang dilapisi dengan plastik. Benang katun dibuat dari kapas. Benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari kepompong ulat sutera. Kain wol dibuat dari bulu domba. Bahan benang buatan misalnya dakron, polyester dan nilon digunakan untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Bahan benang yang lain, misalnya serat agel dan serat rami, digunakan untuk produk tekstil yang lain, seperti tas dan makrame. Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang berbeda-beda, sebagai berikut Katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi. Wol memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila dipanaskan menjadi lebih lunak. Sutera memiliki lembut, licin, berkilat, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak menyerap air dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan. Tekstil dari bahan dacron, polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering. Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi. Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan. Masing-masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda. Zat warna alam natural dyes adalah zat warna yang diperoleh dari alam/tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Pewarna alami misalnya soga dan kesumba. Soga merupakan bahan pewarna alami yang berasal dari pohon soga. Bahan yang berasal dari kulit soga jambal berwarna merah sawo, sedangkan kulit pohon soga tengeran menghasilkan warna kuning, soga tinggi menghasilkan warna merah. Kayu kuning cudranis javanenses menghasilkan warna kuning. Alpokat menghasilkan warna hijau dan cokelat. Jati dan secang penghasil warna merah. Mengkudu atau pace menghasilkan warna cokleat. Kesumba menghasilkan warna oranye. Pewarna buatan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya naptol dan indigosol. Jenis pewarna naptol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet lukis. Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari. Sebaliknya, pewarna alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari. Teknik Menggambar Ragam Hias Pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda, misalnya sulam, batik, sablon, tenun ikat, bordir, dan songket. Menyulam merupakan salah satu teknik menggambar yang bertujuan untuk dekoratif dengan menggunakan alat jahit seperti jarum sulam, benang, pemidangan. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet. Membatik adalah cara membuat/menggambar motif pada kain atau bahan yang lain dengan sistem tutup dengan bahan malam, cetak dan celup dengan warna. Batik tulis menggunakan canting, batik cetak menggunakan cetakan, batik celup menggunkan ikatan. Sablon adalah sebuah teknik untuk menggambar diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Proses penyablonan menggunakan screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya. Tenun ikat adalah karya tenun berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Bordir adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Perbedaan bordir dan sulaman terdapat pada alat yang digunakan pada sulaman menggunakan tangan sedangkan bordir menggunakan mesin bordir. Teknik songket adalah teknik tenun menggunakan benang emas atau benang perak. Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna, ada yang menggunakan benang sulam, ada yang menggunakan benang katun berwarna dan sebagainya. Tetapi semua jenis benang tersebut dipergunakan untuk menghias permukaan kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar kain tenunnya. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil misalnya dilakukan pada kaos oblong. Kaos oblong dibuat dari bahan yang menyerap cat. Bahan pewarnaan yang digunakan misalnya cat tekstil atau cat sablon dengan alat kuas. Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada produk kaos oblong, dengan teknik menggambar. Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas. Siapkan kaos oblong berwarna putih dan berilah alas dari bahan karton atau tripleks di dalamnya, agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang. Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dengan pensil. Selesaikan gambar rancangan dengan menerapkan warna-warna yang menarik dengan alat kuas. Keringkan hasil gambar ragam hias dengan hair dryer atau dijemur. Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos, menjadi pilihan yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau cat sablon. Proses pembuatannya dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka warna Menggambar dengan bahan tekstil kaos meliputi beberapa tahapan berikut Buatlah sketsa ragam hias yang sudah dipilih. Gunakan kayu triplek atau karton tebal sebagai alas kaos dan letakkan di dalamnya agar tidak tembus ke belakang. Berilah warna pada ragam hias. Keringkan hasil gambar pada sinar matahari atau gunakan pengering rambut hair dryer.
2013dan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Teknologi Tekstil. Modul ini berisi materi-materi pengantar dalam ruang lingkup Pembuatan Kain, Penyempurnaan Tekstil, Penyempurnaan Khusus dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) yang meliputi: 1. Bahan Baku Kain 2. Pembuatan Kain

Proses dapat diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana pembuatan kerajinan bahan tekstil tersebut dilaksanakan. Pembuatan adalah kegiatan untuk menghasilkan kerajinan tekstil. Proses pembuatan kerajinan tekstil terdiri atas beberapa tahapan dari tahap awal pengolahan bahan sampai dengan barang siap digunakan. Pertama, proses serat atau benang menjadi kain, lalu kain menjadi kerajinan tekstil, seperti busana, tas, sarung bantal dan lain-lain, serta pewarnaan dan pemasangan aksesori untuk suatu fungsi tertentu atau menambah nilai estetis atau keindahan pada produk kerajinan tekstil yang dibuat. Secara umum proses pembuatan kerajinan tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Produk kerajinan bahan tekstil adalah produk kerajinan yang dihasilkan melalui keterampilan tangan dan keterampilan berpikir dalam mengolah suatu bahan atau textile sehingga menghasilkan estetika atau keindahan sekaligus fungsi tertentu. Produk kerajinan tekstil memiliki nilai yang tinggi karena menuntut kemampuan berkarya menggunakan keterampilan tangan, baik tanpa menggunakan alat bantu maupun dengan menggunakan alat bantu sederhana. Kerajinan tekstil yang berkualitas, mengangkat kekhasan daerah, dan dilakukan oleh masyarakatnya memiliki nilai jual yang tinggi, dan dapat dimanfaatkan untuk lingkungan dan kesejahteraan bersama. Urutan proses pembuatan kerajinan tekstil dapat diilustrasikan dengan bagai di bawah ini. Proses pada pembuatan kerajinan tekstil, seperti tampak pada di atas terdiri dari beberapa tahapan. Pertama, pembuatan serat/benang menjadi kain/tekstil yang menggunakan teknik tenun. Kedua, pembuatan kain/tekstil menjadi satu bentuk kerajinan tekstil. Terakhir, proses pemasangan asesoris atau nishing sehingga menghasilkan kerajinan tekstil yang siap digunakan. Proses pewarnaan dapat dilakukan pada serat/benang, pada kain atau pada bagian akhir setelah kerajinan tekstil terbentuk. Pewarnaan pada benang dilakukan dengan pencelupan serat/benang. Pada tekstil tanpa motif/ polos, pewarnaan dilakukan dengan pencelupan dengan 1 warna, sedangkan untuk menghasilkan tekstil dengan motif tertentu, pewarnaan menggunakan teknik ikat dengan beberapa kali pewarnaan. Pewarnaan pada kain/tekstil dapat menggunakan teknik rintang warna, seperti teknik batik atau jumputan, teknik impress seperti cap, sablon, atau digital printing serta teknik lukis. Dekorasi dapat dilakukan pada kain atau pada produk yang sudah terbentuk, dengan teknik sulam dan bordir, maupun penambahan aksesori untuk menambah keindahan produk kerajinan tekstil. Teknik Pembuatan Kerajinan Tekstil Dalam Pembuatan seni kerajinan tekstil teerdapat beberapa teknik yang digunakan adapun teknik yang digunakan dalam kerajinan tekstil diantanya adalah sebagai berikut 1. Teknik Tenun Teknik tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lungsi dan pakan secara bergantian. Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan karena mengandalkan keterampilan tangan adalah teknik tenun. Kain tenun di Indonesia dikerjakan dengan dua jenis teknik, yaitu tenun gendong benang lungsi yang akan ditenun diikat mengelilingi hingga punggung penenun yang digunakan di seluruh Indonesia, dan teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu sebagai alat bantu tenun. Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan sarung berbentuk tabung. Proses teknik tenun adalah sebagai berikut. Menyiapkan benang lungsin yang panjangnya sama dengan panjang kain yang diinginkan. Memasang benang lungsin pada cucukan. Menyiapkan benang pakan. Penenunan dilakukan dengan memasukan benang pakan ke antara benang-benang lungsin. Alat Tenun Alat tenun adalah alat atau mesin untuk menenun benang menjadi tekstil kain. Menurut ukurannya, alat tenun tradisional dan alat tenun bukan mesin yang berukuran kecil dipakai untuk menenun sambil duduk, sementara alat tenun berukuran besar digunakan untuk menenun sambil berdiri. Berikut ini alat tenun tradisional yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Alat Tenun Gendong. Bagian alat yang disebut epor diletakkan di belakang pinggul seperti menggendong ketika menenun dan menggunakan tangan saat prosesnya. Hasil dari proses ini dapat menghasilkan kain tenun hingga mencapai ukuran 50 – ninety cm. ATBM. Alat Tenun Bukan Mesin merupakan alat tenun yang digerakkan oleh injakan kaki untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada waktu masuk keluarnya benang pakan, dipergunakan sambil duduk di kursi, Pengrajin duduk kursi/dibangku karena alat tenun berdiri di atas lantar membentuk sebuah kerangka kayu. Alat ini merupakan perombakan dari alat berpenahan pinggang menjadi alat penggerak kaki. 2. Teknik Pewarnaan Pada umumnya, teknik pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses celup dengan rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun. Perbedaan utama teknik batik dan sasirangan dengan kain tenun ikat adalah pewarnaan kain batik dilakukan setelah benang ditenun menjadi kain, sedangkan pada kain tenun ikat pewarnaan dilakukan pada benang sebelum ditenun menjadi kain. Teknik Pewarnaan Ikat Celup Teknik ikat celup sudah dilakukan sejak lama di seluruh belahan dunia. Asal usul teknik ini diperkirakan berkembang di India dengan sebutan Bhandani sejak 906 618 SM. Teknik ini berasal dari dataran Cina pada zaman Dinasti Tang dibuat pada kain sutera. Teknik pewarnaan ikat terdiri atas ikat hanya pada benang lungsin atau pakan dan ikat ganda pewarnaan pada benang pakan dan lungsin. Langkah pertama teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan. Langkah kedua adalah menggambarkan pola motif pada benang yang sudah terpasang pada plangkan. Langkah ketiga adalah mengikat bagian benang sesuai dengan motif yang diinginkan. Ikatan yang kuat, tebal dan rapi akan dapat menghalangi warna dengan baik. Langkah keempat adalah benang yang sudah diikat dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan. Pewarnaan dilakukan mulai dari warna yang paling tua, ke warna yang paling muda. Setelah pewarnaan pertama, warna kedua diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bagian yang ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai. Benang yang sudah diwarnai lalu dikeringkan. Setelah kering, benang lungsin dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan dipasang pada kelenting. Selain teknik pewarnaan ikat celup pada benang tenun, ada pula teknik rintang warna dengan menggunakan lilin/malam, yaitu teknik batik. Proses pewarnaan pada teknik batik adalah sebagai berikut. Membuat sketsa motif batik pada kain polos. Menyiapkan alat dan bahan seperti malam, canting, kompor batik dan zat warna alam berikut fasilitas pendukung lainnya. Memanaskan malam pada kompor batik sampai lx °C. Dengan menggunakan canting untuk batik tulis atau cap aluminium untuk batik cap, mengambil malam dan menutup pola motif pada kain sesuai sketsa yang telah ditentukan. Menentukan warna celup. Mencelup kain batik sesuai dengan warna yang telah ditentukan. Melorod melepaskan malam dengan cara merebus kain pada air mendidih, dibilas dan diangin-angin. Untuk proses pewarnaan lebih daripada 1 warna, langkah kerja mulai dari menggambar dangan canting atau cap hingga melorod diulang sesuai dengan jumlah warna. 3. Teknik Membentuk Kerajinan Tekstil Produk kerajinan tekstil sangat beragam. Namun, secara umum, pembentukan kerajinan tekstil dilakukan dengan memotong dan menyambung bahan. Pemotongan diawali dengan penggambaran pola sesuai dengan bentuk dan ukuran produk kerajinan tekstil yang dirancang. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gunting khusus kain, untuk kemudahan pemotongan dan menghasilkan potongan yang rapi. Ingatlah selalu untuk memotong bahan sedikit lebih besar daripada pola, untuk memberikan ruang penyambungan. Penyambungan bahan dapat dilakukan dengan teknik jahit, manual, teknik jahit dengan menggunakan mesin jahit, dan penggunaan lem. Teknik penempelan dengan lem hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu saja, misalnya penempelan aksesori dengan syarat kain atau bahan tekstil cukup tebal atau rapat dan lem cukup kental sehingga lem tidak menembus kain. iv. Teknik Dekorasi Dekorasi Tekstil adalah teknik menghias tekstil dengan cara memberikan motif atau hiasan pada tekstil. Teknik yang digunakan ada bermacam-macam yang bertujuan untuk menambah keindahan pada dekorasi diantaranya adalah sulam dan bordir. Sulam dan bordir selama ini menjadi unsur estetis sebagai perannya dalam mempercantik tampilan kerajinan tekstil. Keduanya jika dilihat memiliki tampilan yang sama, namun sebenarnya keduanya berbeda. Teknik pembuatan bordir dilakukan menggunakan mesin. Sedangkan sulam adalah hiasan yang dibuat di atas kain menggunakan jarum jahit dan dilakukan dengan tangan. Terdapat berbagai jenis mesin bordir yang sering digunakan, namun tidak ada mesin sulam. Karena sulam pada dasarnya adalah mengaplikasikan tusuk jelujur, tusuk kelim, tusuk rantai, dan tusuk silang. Selain itu bahan yang digunakan pun berbeda, mulai dari benang yang digunakan untuk menyulam hingga jenis kainnya, seperti wol, linen, sutra, katun, rayon, dan lainnya. Dalam tekniknya mengaplikasikan sulam tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama, karena dibutuhkan ketelitian, serta kreativitas. Jika dibandingkan dengan bordir tentunya lebih cepat dan mudah, karena mengunakan mesin. Teknik Sulam Teknik sulam adalah seni membuat hiasan motif dengan memadukan dekorasi sulaman pada kain dengan alat jarum dan benang. Dekorasi sulam pada kain tenun di antaranya dengan menambahkan benang emas dan manik-manik kaca cermuk. Selain benang, hiasan untuk sulaman dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet. Sulaman dilakukan dengan menjahitkan benang sulaman atau benang emas pada kain dasar yang dipola. Kain dasar dijepit kencang pada suatu bingkai yang terbuat dari sejenis kayu tipis yang terdiri dari dua buah lingkaran. Lingkaran pertama diletakkan di bagian dalam dan lingkaran kedua dibagian luar. Pada sambungan lingkaran dipasang sekrup yang dinamakan dengan “ram” berfungsi seperti pembidang. Kain yang akan disulam direntangkan pada lingkaran tadi, dijepit diantara dua lingkaran diantara ram dan dikencangkan dengan memutar skrup. Setelah kain renggang, dimulailah menjahit motif pada kain melalui tangan-tangan terampil. Dekorasi juga dilakukan dengan memanfaatkan teknik bordir, yaitu teknik sulam yang dikerjakan dengan bantuan mesin jahit modifikasi. Beberapa daerah di Republic of indonesia dikenal dengan kerajinan sulam dan bordirnya, yaitu Tasikmalaya, Sumatra Barat, Gorontalo, Aceh, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Proses sulam atau bordir adalah sebagai berikut. Menyiapkan kain yang akan disulam atau dibordir. Menentukan pola sulam/bordir atau motif atau ragam hias. Menjiplak pada kertas minyak dengan menggunakan spidol atau balpoin. Menjiplak ke atas kain dengan menggunakan kertas karbon. Menyiapkan kain pada gelang ram atau pamidangan dengan meregangkan kain sampai ketegangan maksimum. Kain siap untuk disulam atau dikerjakan dengan teknik bordir. Teknik kerajinan pengolahan kerajinan tekstil dapat dilakukan berupa pembentukan bahan, pembuatan motif dan nishing. Pengolahan bahan serut; pintal; tarik. Pembentukan motif tenun ikat pakan, tenun ikat lungsin, tenun ikat ganda, batik tulis, batik cap, press mesin, sablon tangan, batik kombinasi, songket, sasirangan, dan lain-lain. Pada tahap nishing dikanji; kerawang; aplikasi kain; aplikasi manik; aplikasi payet; aplikasi prada; aplikasi hiasan logam; aplikasi kerang-kerangan, dan lain-lain. Kita dapat menghasilkan karya tekstil yang inovatif dan unik dengan kreativitas kita mengolah tekstil dengan teknik-teknik tersebut, secara khusus ataupun mencampurkan beberapa teknik.

Jenisbahan tekstil yang dibuat dengan alat tenun tradisional adalah. nguyenmykitty 2 weeks ago 5 Comments. Loading Preview. Table of Contents. 1. Pengertian Bahan Tekstil; 2. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil; 3. Jenis dan Bahan Pewarna; A. Pengertian Bahan Tekstil; B. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil; C. Jenis dan Bahan Pewarna; 27 Seni Budaya A. Pengertian Bahan Tekstil Penerapan ragam hias pada tekstil sudah banyak kita jumpai di berbagai daerah di Indo- nesia dengan mengambil motif lora, fauna, dan bentuk imajinasi geometris. Teknik penambahan ragam hias pada media tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam, dan melukis. Bahan tekstil dibuat dari perpaduan antara benang lungsi dan pakan yang saling bersilang- an. Jenis bahan tekstil tidak hanya sebatas pada selembar kain, tetapi juga berbagai jenis bahan seperti kain songket, kain tenun, dan kain bordir. Setiap daerah memiliki ciri khas corak dan ragam hias. Proses pembuatan bahan tekstil dapat di- lakukan dengan pola anyaman berupa jalinan antara benang lungsi dan benang pakan yang saling bersilangan. Alat yang digunakan untuk membuat bahan tekstil bisa dilakukan dengan alat tenun tradisional maupun yang modern. Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Desain alat tenun tradisional Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Alat tenun tradisional Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Jalinan tenunan seni 27 61313 217 PM 28 SMPMTs Kelas VII B. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan serat dan permu- kaan teksturnya. Ada yang berasal dari serat alam tumbuhan dan hewan, serat buatan sintetis, dan serat dari bahan galian asbes dan logam. Serat bahan alam misalnya katun, wol, sutera. Serat buatan misalnya dakron, polyester, dan nilon. Serat dari bahan galian misalnya brokat, lame, dan songket. Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang berbeda-beda, sebagai berikut. 1. Katun sifat bahan katun menyerap air higroskopis, mudah kusut, kenyal dan dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi. 2. Wol sifat bahan wol sangat kenyal, tidak mudah kusut, dapat menghantarkan panas, apabila dipanaskan menjadi lebih lunak. 3. Sutera sifat bahan sutera lembut, licin, berkilat, kenyal dan kuat. Bahan sutera banyak mengisap air dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan. 4. Dakron, polyester, dan nilon bahan-bahan tekstil ini bersifat lebih tahan panas, tidak mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan bila dicuci, akan cepat kering. 5. Brokat, lame, dan songket sifat bahan tekstil ini kurang me- nyerap air, mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air dan tidak tahan dengan panas tinggi. C. Jenis dan Bahan Pewarna

Untukmembuat ragam hias dengan teknik lukis bisa dilakukan pada bahan buatan tekstil, kayu, kaca, logam, plastik, dan keramik. Teknik lukis ini mudah dilakukan dan

MENERAPKAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL Keindahan ragam hias nusantara telah diterapkan di hampir semua sendi kehidupan manusia. Ragam hias tidak hanya terdapat pada bangunan rumah tinggal, peralatan rumah tangga, senjata tradisional, tetapi juga terdapat pada tekstil. Perkembangan dan pertumbuhan ragam hias pada benda tekstil sangat pesat karena mengikuti mode dan trend yang terjadi. Ragam hias pada tekstil telah diterapkan sejak lama melalui pakaian-pakaian adat yang ada di Indonesia. PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam dan melukis. Bahan tekstil dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi dengan beragam pola jalinan. Membuat bahan tekstil bisa dilakukan baik dengan alat tenun tradisional maupun modern. JENIS DAN SIFAT BAHAN TEKSTIL Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan teksturnya. Benang dibuat dari bahan alam atau bahan buatan. Benang katun dibuat dari kapas. Benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari kepompong ulat sutera. Kain wol dibuat dari bulu domba. Bahan benang buatan misalnya dakron, polyester dan nilon digunakan untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Bahan benang yang lain, misalnya serat agel dan serat rami, digunakan untuk produk tekstil lain, seperti tas dan makrame. Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang ber­ beda-beda sebagai berikut. Katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam temperatur panas yang memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila dipanaskan menjadi lebih memiliki sifat lembut, licin, berkilap, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak menyerap air dan memiliki rasa sejuk apabila dari bahan polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering. JENIS DAN BAHAN PEWARNA TEKSTIL Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan. Masing-masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Pewarna alami, misalnya soga dan kesumba. Pewarna buatan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya naptol dan indigosol. Jenis pewarna naptol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet lukis. Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari. Sebaliknya, pewarna alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari. TEKNIK MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda, misalnya sulam, batik, sablon tenun ikat, bordir, dan songket. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil misalnya dilakukan pada kaos oblong. Kaos oblong dibuat dari bahan yang menyerap cat. Bahan pewarnaan yang digunakan, misalnya cat tekstil atau cat sablon dengan alat kuas. Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada produk kaos oblong, dengan teknik menggambar. Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kaos oblong berwarna putih dan berilah alas dari bahan karton atau tripleks di dalamnya agar pe­ ngecatan­ tidak akan tembus ke gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dengan gambar rancangan dengan menerapkan warna-warna yang menarik dengan alat hasil gambar ragam hias dengan hair dryer atau dijemur. Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos menjadi pilihan yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau cat sablon. Proses pembuatannya­ dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka warna. Menggambar dengan bahan tekstil kaos meliputi beberapa tahapan berikut. Buatlah sketsa ragam hias yang sudah kayu triplek atau karton tebal sebagai alas kaos dan letakkan di dalamnya agar tidak tembus ke warna pada ragam hasil gambar pada sinar matahari atau gunakan pengering rambut hair dryer. RANGKUMAN Bahan tekstil sekarang ini mengalami perkembangan­ pesat. Teknik yang digunakan juga mengikuti perkem­­ bangan zaman. Bahan tekstil sekarang ini tidak hanya dilakukan dengan menggunakan teknik batik, tenun, sulam, ataupun bordir. Ragam hias pada bahan tekstil banyak dipengaruhi oleh kehidupan sosial masyarakat pendukungnya. Semua hasil bahan dengan menggunakan tekstil yang membeda­­ kan hanya teknik atau cara pembuatannya saja.
Setelahbahan dimordanting dan larutan fixer siap maka proses pencelupan bahan tekstil dapat segera dilakukan dengan jalan sebagai berikut: 1. Siapkan larutan zat warna alam hasil proses ekstraksi dalam tempat pencelupan . 2. Masukkan bahan tekstil yang telah dimordanting kedalam larutan zat warna alam dan diproses pencelupan selama 15 – 30
Seni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil iSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil iiSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil iiiDAFTAR ISIKata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………………… iiiDaftar Isi ………………………………………………………………………………………………………………………….. ivDaftar Gambar …………………………………………………………………………………………………………………. vI. Pendahuluan A. Deskripsi Singkat ……………………………………………………………………………………………………. 1 B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ………………………………………………………………….. 1 C. Petunjuk Belajar …………………………………………………………………………………………………….. 2 D. Peran Guru dan Orang Tua …………………………………………………………………………………….. 3II. Kegiatan Belajar 1 Analisa Keunikan Ragam HiasA. Indikator Pembelajaran ………………………………………………………………………………………….. 4B. Aktivitas Pembelajaran …………………………………………………………………………………………… 5C. Tugas ……………………………………………………………………………………………………………………... 11D. Rangkuman ……………………………………………………………………………………………………………. 13III. Tes Akhir Modul ……………………………………………………………..............………..………. 14Lampiran …………….……………………………………………………………………………………………………………….. 15Daftar Pustaka ……….…………………………………………………………………………………………………………….. 17Seni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil ivDAFTAR GAMBAR 5 6Gambar Contoh teknik penerapan ragam hias pada 7Gambar Alat tenun Tradisional 8Gambar Contoh bahan pewarna alam untuk tekstil 9Gambar Contoh bahan pewarna sintetis untuk tekstil 10Gambar Contoh desain ragam hias pada kaos polosGambar Contoh kaos yang telah dilukisSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil vMENERAPKAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTILA. Deskripsi Singkat D Dalam kegiatan pembelajaran ini teman-teman akan belajar tentang ragam hias serta penerapannya pada salah satu bahan buatan yakni tekstil. Yang terdiri dari kegiatan apresiasi ragam ragam hias, serta keunikan teknik pembuatannya serta kegiatan kreasi, yakni berkarya penerapan ragam hias pada bahan tekstil kaos.B. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarD 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang Kompetensi Inti dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleran, gotong royong, santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, danSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 1Kompetensi Dasar mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. memahami prosedur penerapan ragam hias pada bahan buatan Tekstil membuat karya dengan berbagai motif ragam hias pada bahan buatan TekstilC. Petunjuk Belajar Sebelum Ananda menggunakan Modul 1 ini terlebih dahulu Ananda baca petunjuk mempelajari modul berikut ini 1. Pelajarilah modul ini dengan baik. Mulailah mempelajari materi pelajaran yang ada dalam Modul 1 di setiap kegiatan pembelajaran hingga Ananda dapat menguasainya dengan baik; 2. Lengkapilah setiap bagian aktivitas dan tugas yang terdapat dalam modul ini dengan semangat dan gembira. Jika mengalami kesulitan dalam melakukannya, catatlah kesulitan tersebut pada buku catatan Ananda untuk dapat mendiskusikannya bersama teman, menceritakannya kepada orang tua, atau dapat menanyakannya langsung kepada Bapak/Ibu Guru pada saat jadwal kegiatan pembelajaran berlangsung; 3. Lengkapi dan pahamilah setiap bagian dalam rangkuman sebagai bagian dari tahapan penguasaan materi modul ini; 4. Kerjakan bagian Tes Formatif pada setiap bagian Kegiatan Belajar sebagai indikator penguasaan materi dan refleksi proses belajar Ananda pada setiap kegiatan belajar. Ikuti petunjuk pegerjaan dan evaluasi hasil pengerjaannya dengan seksama; 5. Jika Ananda telah menguasai seluruh bagian kompetensi pada setiap kegiatan belajar, lanjutkan dengan mengerjakan Tes Akhir Modul secara sendiri untuk kemudian dilaporkan kepada Bapak/Ibu Guru; 6. Gunakan Daftar Pustaka dan Glosarium yang disiapkan dalam modul ini untuk membantu mempermudah proses belajar Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 2Teruntuk Bapak/Ibu Orang Tua peserta didik, berkenan Bapak/Ibu dapat meluangkanwaktunya untuk mendengarkan dan menampung serta membantu memecahkanpermasalahan belajar yang dialami oleh Ananda peserta didik. Jika permasalahan belajartersebut belum dapat diselesaikan, arahkanlah Ananda peserta didik untuk mencatatkannyadalam buku catatan mereka untuk didiskusikan bersama teman maupun Bapak/Ibu Gurumereka saat jadwal kegiatan pembelajaran berlangsung. Teruntuk Bapak/Ibu Guru, modul ini disusun dengan orientasi aktivitas peserta didikdan setiap modul dirancang untuk dapat mencakup satu atau lebih pasangan kompetensi-kompetensi dasar yang terdapat pada kompetensi inti 3 pengetahuan dan kompetensi inti 4keterampilan. Setiap peserta didik diarahkan untuk dapat mempelajari modul ini secaramandiri, namun demikian mereka juga diharapkan dapat menuliskan setiap permasalahanpembelajaran yang ditemuinya saat mempelajari modul ini dalam buku catatan dengan permasalahan-permasalahan tersebut, diharapkan Bapak/Ibu Guru dapatmembahasnya dalam jadwal kegiatan pembelajaran yang telah dirancang sehingga Anandapeserta didik dapat memahami kompetensi-kompetensi yang disiapkan dengan Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 3A. Indikator PembelajaranD 1. Mendeskripsikan penerapan ragam hias pada media tekstil, 2. Mengidentifikasi teknik penerapan ragam hias pada media tekstil, 3. Mengeksplorasi ragam hias flora, fauna, dan geometris pada media tekstil, 4. Mengomunikasikan hasil karya ragam hias pada media tekstil secara lisan maupun tulisan. Halo tahukah Ananda bahwa ragam hias pada tekstil telah diterapkan sejak lama pada pakaian-pakaian adat yang ada di Indonesia. Perhatikan ragam hias pada tekstil melalui gambar-gambar dibawah ini, tulislah keunikan ragam hias dan teknik pembuatannya!12 3 4 56 4Seni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan TekstilNomor Motif / Ragam Hias Flora, Fauna, Geometrik, Teknik Batik, Tenun, Figuratif Sulam dll. 1 2 Fauna Ikan Teknik batik 3 4 5 6B. Aktivitas PembelajaranD1. Pengertian Bahan Tekstil Penerapan ragam hias motif flora, fauna, figuratif dan bentuk imajinasigeometris pada tekstil banyak kita jumpai di berbagai daerah di Indonesia. Teknikpembuatan ragam hias pada media tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik,menenun, membordir, menyulam, dan melukis. Gambar Contoh teknik penerapan ragam hias pada tekstil Jenis bahan tekstil tidak hanya sebatas pada selembar kain, tetapi juga berbagaijenis bahan seperti kain songket, kain tenun, dan kain bordir. Setiap daerah memiliki cirikhas corak dan ragam hias. Proses pembuatan bahan tekstil dapat dilakukan dengan pola anyaman berupajalinan antara benang lungsi dan benang pakan yang saling bersilangan. Alat yangdigunakanSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 5untuk membuat bahan tekstil bisa dilakukan dengan alat tenun tradisionalmaupun yang Jenis dan Sifat Bahan Tekstil Gambar Alat tenun Tradisional Tahukah Ananda bahwa Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan serat danpermukaan teksturnya? Ada yang berasal dari serat alam tumbuhan dan hewan, seratbuatan sintetis, dan serat dari bahan galian asbes dan logam. Serat bahan alammisalnya katun, wol, sutera. Serat buatan misalnya dakron, polyester, dan nilon. Seratdari bahan galian misalnya brokat, lame, dan songket. Jenis-jenis bahan tekstil inimemiliki sifat yang berbeda-beda, sebagai berikut1. Katun sifat bahan katun menyerap 2. Wol sifat bahan wol sangat kenyal, air higroskopis, mudah kusut, tidak mudah kusut, dapat kenyal dan dapat disetrika dalam menghantarkan panas, apabila temperatur panas yang tinggi. dipanaskan menjadi lebih lunak. WolKatun Sutera 3. Sutera sifat bahan sutera lembut, licin, berkilat, kenyal dan kuat. Bahan sutera banyak mengisap air dan memiliki rasa sejuk apabila Polyester, dan nilon bahan-bahan tekstil ini bersifat lebih tahan panas, tidak mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan bila dicuci, akan cepat Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 6Brokat Lane Songket 5. Brokat, lame, dan songket sifat bahan tekstil ini kurang menyerap air, mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air dan tidak tahan dengan panas Mengenal Bahan Pewarna Tekstil Tahukah Ananda bahwa Bahan tekstil memiliki warna yang berbeda satu samalainnya. Lalu dari mana warna-warna tersebut berasal? Warna dapat diperoleh daripewarna alam dan dapat diperoleh dari pewarna sintetis. Setiap pewarna ini memiliki sifatdan jenis yang alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan alam bagi pengrajin sudah cukup dikenal. Pewarna alam biasa mereka perolehdari beberapa jenis bagian tumbuhan seperti kulit soga, mengkudu, kesumba, dan alam pada umumnya warna yang dihasilkan tidak begitu cerah tetapi lembut. Gambar Contoh bahan pewarna alam untuk tekstilSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 7Pewarna sintetis diperoleh dari zat warna buatan yang dibuat melalui proses kimia denganbahan dasar arang, batu-bara, atau minyak pewarna sintetis, jenis pewarnanya adalah Naptol dan Indigosol. Jenis pewarna Naptoldigunakan pada teknik celup dan pewarna Indigosol dapat digunakan dengan cara celup dancolet lukis. Pewarna Sintetis umunya menghasilkan warna yang lebih cerah dan mencolok. Gambar Contoh bahan pewarna sintetis untuk tekstil 4. Ayo Berkarya a. Melukis Ragam Hias pada Kaos Polos Ananda mari berkarya lukis pada kaos polos, agar Ananda lebih memahami dan meningkatkan daya kreativitas dalam penerapan ragam hias pada bahan tekstil. Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik melukis. Melukis pada bahan tekstil kaos, menjadi pilihan yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil, cat sablon, atau cat akrilik. Proses pembuatannya dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka warna. Sebelum dicat, kaos terlebih dahulu dibuatkan sketsa ragam hiasnya. Pada saat pengecatan, sebaiknya kaos diberi alas dalam agar tidak tembus ke Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 8Alat dan Bahan yang diperlukan1 Kaos polos2 Pensil dan Penghapus3 Cat Akrilik Putih4 Kuas5 Cat Akrilik Warna-Warni Kaos Polos6 Spidol Permanen Kecil7 Vernish Lukis/cat semprot bening Pensil dan Penghapus Contoh Ragam Hias pada Kaos8 Palet Warna9 Pembidang Sulam Kayu/Plastik Varnish10 Alas Cat semprot Bening Cat Akrilik Spidol Permanen Kuas PembidangPalet warnaAktivitas memilah alat dan bahanAnanda memilah jenis alat dan Bahan dalam membuat karya lukis Jenis Alat Jenis Bahanb. Proses Pembuatan Kaos Lukis 1 Proses Desain Proses desain dilakukan diatas kertas, untuk menentukan obyek yang akan digambar dan tulisan yang akan dicantumkan pada kaos. Gambar Contoh desain ragam hias pada kaos polos 9Seni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil2 Proses Pelapisan warna dasar Putih Pilih bagian kaos polos yang ingin dilukis, pasang pembidang dan eratkan pada kaos, kemudian dilapisi dengan cat akrilik berwarna putih hingga merata menggunakan kuas cat minyak besar, kemudian dijemur hingga kering. Jika kaos berwarna, pelapisan cat putih dilakukan dua kali, agar warna putih lebih tebal. Pekapisan warna putih ini dilakukan, agar gambar lebih tegas, dan warna tidak tembus ke dalam kaos, dan mengotori kaos. Untuk tas dan sepatu bisa dilakukan dengan langkah yang Penerapan Desain pada Kaos. Setelah lapisan putih kering, desain yang sudah dirancang diterapkan diatas permukaan Pewarnaan Pewarnaan menggunakan akrilik warna-warni, gunakan kuas kecil agar hasil warna merata dan rapi. Pilih komposisi warna yang cerah, agar desain lebih Pemberian Outline Untuk memberikan ketegasan pada desain, outline gambar ditebalkan dengan spidol permanent kecil berwarna hitam. Beri garis dan hiasan-hiasan tambahan dengan Finishing Finishing dilakukan dengan melapisi hasil gambar dengan vernish lukis, agar warna terlindungi dan tidak luntur ketika dicuci. Setelah vernish Kering, kaos lukis siap Contoh kaos yang telah dilukisSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 10C. Tugas1. Penilaian Diri a. Dapatkah Ananda membuat 3 jenis ragam hias dengan menggunakan berbagai bahan yang berbeda pada bahan tekstil? b. Dapatkah Ananda menciptakan pola ragam hias baru pada bahan tekstil?2. Penilaian Praktik Ananda sudah menilai kemampuan sendiri. Kini Ananda menilai gambar teman dengan kriteria pada tabel Aspek yang dinilai Skor maksimum Nilai1 Penguasaan alat dan media 302 Komposisi gambar ragam hias 403 Pewarnaan 204 Kerapihan 10 Jumlah 1003. Tes Pengetahuan Uraian a. Bagaimana cara ragam hias dijadikan motif pada bahan tekstil? b. Jelaskan cara pemberian warna ragam hias pada bahan tekstil?Pilihan ganda1. Berikut ini adalah cara menerapkan ragam hias pada tekstil yang dapat dilakukan,kecuali ….a. Membatik b. Memahat c. Menenun d. Melukis2. Alat dan bahan yang digunakan dalam melukis ragam hias diatas kaos antara lain …. a. kuas, cat akrilik, canting b. kuas, cat air, pensil c. kuas, cat akrilik, pensil d. kuas, cat air, cantingSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 113. Kulit soga merupakan salah satu jenis pewarna alam yang mengahasilkan warna ….a. coklat b. biru c. hijau d. ungu4. Naptol merupakan jenis pewarna tekstil ….a. alami b. campuran c. murni d. sintetis5. Finishing karya lukis ragam hias pada kaos dapat dilakukan dengan memberikanlapisan ….a. cat air b. varnish c. cat minyak d. cat akrilik4. Penilaian yang Berhubungan dengan Perilaku Bagaimana tanggapan Ananda tentang gambar ragam hias yang teman-teman buat?5. Penugasana. Buatlah sketsa ragam hias yang akan diterapkan pada pada bahan tekstil dengankertas, ukuran 25 X 30 Gunakan pewarna apa saja yang dimiliki pilihan untuk memberikan warnac. Gunakan tabel pengamatan untuk desain ragam hias pada media Aspek yang dinilai Tanggapan hasil pengamatan1 Jenis ragam hias2 Kendala proses berkarya3 Media berkaryaNo Kriteria penilaian Nilai maksimum Nilai 1 No 1 menjawab dengan benar 30 2 No 2 menjawab dengan benar 10 3 No 3 menjawab dengan benar 20 4 No 4 menjawab dengan benar 10 5 No 5 menjawab dengan benar 30 100 JumlahSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 12D. Rangkuman D Penerapan ragam hias pada bahan tekstil sekarang ini mengalami perkembangan pesat. Teknik yang digunakan juga mengikuti perkembangan zaman. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil sekarang ini tidak hanya dilakukan dengan menggunakan teknik batik, tenun, sulam dan bordir, namun bisa juga gabungan dari semuanya. Ragam hias pada bahan tekstil banyakdipengaruhi oleh kehidupan sosial masyarakat pendukungnya. Semua hasil bahan denganmenggunakan tekstil yang membedakan hanya tehnik atau pembuatannya saja. Saya ucapkan selamat atas ketekunan dan kesungguhan teman-teman mempelajari modul ini. Jika teman-teman sudah mempelajari modul ini dengan baik, jangan lupa mintalah tes akhir modul pada guru pamong. Untuk mempelajari modul berikutnya Teman-teman harus dapat menyelesaikan tes akhir modul dengan nilai minimal 75. Jika teman-teman belum mencapai nilai 75 jangan berkecil hati pelajarilah kembali modul ini hingga teman-teman memahami benar materinya. Jika Teman-teman mempelajari modul ini dengan baik, maka teman-teman akan lebih dalam memahami cara menggambar ragam hias pada tekstil atau pada kain. Tetaplah bersemangat untuk mempelajari modul berikutnya. Teriring doa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan, kemudahan dan kesabaran dalam Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 13Penilaian PraktikBuatlah gambar ragam hias pada tekstil dengan ketentuan sebagai berikut 1. Gambar dibuat pada kaos Skor maksimum NilaiNO Aspek yang dinilai 30 50 1. Penguasaan alat dan media teknik 20 2. Komposisi gambar 100 3. Pewarnaan Jumlah nilai2. Gambar diwarnai dengan menggunakan cat Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 14GLOSARIUMBatik Teknik membuat motif pada kain dengan teknik menahan warna menggunakanCat Akrilik lilin dengan alat bernama Jenis cat yang dapat dilarutkan dengan air dan bersifat tahan air jika sudahFinishing RancanganOutline Tahap penyelesaian Kain yang terbuat dari kapas. Garis tepi gambar/ Bahan berupa komponen yang membentuk rangkaian memanjang yang Contoh serat yang paling sering dijumpai adalah serat pada Buatan, tiruan. Kain yang terbuat dari serat kepompong ulat sutera. dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Serat kain yang terbuat dari bulu dombaSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 15KUNCI JAWABAN1. Penilaian Diri a. Ya/Bisa b. Ya/Bisa2. Penilaian Praktik Berikan penilaian kepada teman teman-teman berdasarkan Tes Pengetahuan Uraian a. Membuat/menyiapkan desain ragam hias flora, fauna, geometris dan figuratif dan dipindahkan ke permukaan tekstil dengan alat dan bahan yang sesuai. b. Setelah desain dipindahkan menjadi bentuk sketsa pada permukaan tekstil/kain, kemudian diberikan warna berupa cat misalnya cat akrilik dengan menggunakan kuas secara teliti dan ganda 1. B 2. C 3. A 4. D 5. B4. Penilaian yang Berhubungan dengan Perilaku Berikan penilaian sesuai pengalaman teman-teman Penugasan Buatlah karya desain sesuai dengan arahan. Perhatikan contoh berikutKUNCI JAWABAN TES AKHIR MODUL PENILAIAN PRAKTIKMembuat desain pada kaos polos dan mewarna dengan cat akrilik. Perhatikan contohSeni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 16Purnomo, Eko dkk. 2016. Seni Budaya Kelas VII. Jakarta Eni dan Buku Kumpulan Modul SMP Terbuka. Jakarta di akses 19 Agustus 2020 di akses 19 Agustus 2020 di skses 19 Agustus 2020 di akses 19 Agustus 2020 di akses 19 Agustus 2020 di akses 19 Agustus 2020 di akses 19 Agustus 2020 and-tattoo-decoration-in-ethnic-oriental-indian-style/224866533 di akses 17 September 2020Seni Budaya - Modul 1. Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Tekstil 17 . 390 414 432 226 275 70 263 147

membuat bahan tekstil bisa dilakukan dengan alat